MENULISLAH UNTUK MENOLONG AGAMA ALLAH

Kamis, 16 Mei 2013




Sesunggguhnya tugas dakwah agama ini berat untuk dipikul. Namun tugas itu harus tetap kita emban dengan apapun resiko yang kita terima. Dan mereka yang memilih untuk mengemban tugas tersebut adalah mereka yang terpilih sebagai orang-orang mulia di sisi Allah Swt. Para penulis yang menulis untuk menegakkan agama Allah, maka mereka akan lebih mulia dari para syuahada.

Saudaraku para penulis dan jurnalis yang kucintai karena Allah………..
Sesungguhnya kalian sedang mengemban tugas besar dan mulia. Kalian sedang berada pada posisi yang hanya sedikit orang lain yang bisa berada pada posisi tersebut. Tinta kalian jika bernilai dakwah maka akan lebih mulia daripada darah para syuhada.  Maka, jika kalian ingin menjadi mulia, senantiasalah menulis untuk membesarkan Islam. Ingatlah bahwa Allah Swt itu maha melihat, maha mengetahui dan maha segala-galanya.
 Di zaman seperti ini, memang banyak sekali resiko jika kita hendak menyampaikan kebenaran. Namun, jika kita bersedia menolong agama Allah, misalnya dengan menyelipkan pesan-pesan dakwah Islam dalam setiap tulisan kita, maka Insya Allah akan menolong kita dan meneguhkan kedudukan kita di sisiNya (menjadi orang-orang yang mulia). Perhatikan ayat Allah berikut ini: 

يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُوا إِنتَنصُرُوااللَّهَيَنصُرْكُمْوَيُثَبِّتْأَقْدَامَكُمْ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 47).
Jika kita berjuang untuk menolong agama Allah misalnya melalui tulisan kita, maka Allah pasti akan menolong kita. Sebaliknya, bagaimana mungkin agama Allah ini akan kokoh jika kita tidak membantu agama Allah? Yakinlah wahai saudaraku para penulis dan jurnalis Aceh!

Saudaraku para penulis dan jurnalis Aceh yang dicintai Allah..
Hari ini banyak diantara kita yang menyalahkan orang lain atas berbagai ketimpangan yang terjadi di negeri kita. Baik ketimpangan di sektor pemerintah, tatanan sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Padahal, bagaimana mungkin keadaan ini akan baik jika sebagian besar dari kita belum bersedia menolong agama Allah secara maksimal. Apa peran kita dalam mengubah keadaan? Bukankah ini pertanyaan yang harus terus kita pertanyakan pada diri kita?
Sesungguhnya agama ini akan tegak dengan kokoh jika kalian para penulis dan jurnalis membantu agama Allah semaksimal mungkin. Dakwah para ulama tidak akan berhasil maksimal jika tanpa dukungan maksimal dari kalian. Maka kita harus menyatukan hati dan barisan dalam membela agama Allah. Jika tidak, maka pasti kita akan menjadi orang-orang yang rugi di akhirat nanti.

Lihatlah bagaimana orang-orang di luar Islam bersatu padu membela agama mereka. Dengan uang mereka, harta, media massa dan bahkan jiwa mereka. Mereka bisa bersatu, kenapa kita tidak? Lihatlah fakta kita hari ini, meskipun media massa kita, para penulis dan jurnalisnya adalah umat Islam, namun sangat sedikit di antara mereka yang membela Islam. Bahkan ironisnya kita justru disajikan pemandangan-pemandangan, berita-berita, tulisan-tulisan yang terus menerus menjelak-jelekkan citra Islam. Siapa yang akan membela Islam jika bukan lewat tangan kalian wahai para penulis dan jurnalis Aceh?

Wahai saudaraku para penulis dan jurnalis, sekali lagi, sesungguhnya kemenangan Islam hanya bisa kita dapatkan dengan pengorbanan. Kesediaan kalian membela agama Allah akan membantu agama ini memperoleh kemenangan. Perhatikan ayat-ayat Allah berikut ini dalam QS. Ash-Shaf ayat 10-12:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?

تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,

يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar."

Ayat di atas menganjurkan supaya orang-orang mu’min selalu menyesuaikan ucapan dengan perbuatan, dan menerima tawaran Allah yaitu ampunannya dan surga. Dan semua itu hanya dapat dicapai dengan iman dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa.

Kehidupan di dunia sejatinya merupakan peperangan antara kebenaran dan kebatilan. Perang antara para pengikut kebenaran dan pengikut kebatilan semenjak mulai nabi Adam as versus Iblis la’natullah. Inilah logika dan aqidah yang harus melandasi para da’i dalam berdakwah. Dan puncak peperangan adalah perang fisik dan perang peradaban. Peradaban Materialisme dan Peradaban Islam akan terus menerus bersaing dan berperang untuk meraih kemenangan.

Perang fisik memang jalan terakhir jika orang-orang kafir tidak mempan dengan logika dan fikiran. Karena Islam, sesuai dengan namanya adalah agama cinta damai dan mengutamakan perdamaian. Perang fisik bukanlah tujuan, tetapi sarana agar orang hanya tunduk kepada kebenaran dan agar tidak ada lagi fitnah yang disebarkan musuh-musuh Allah. Islam menghendaki tidak ada kerusakan dan kezhaliman di muka bumi. Dan para penulis bertugas untuk mengajak manusia agar mereka tunduk kepada kebenaran, tidak melakukan kezhaliman dan kerusakan.

Demikian pesan pendek ini kami sampaikan. Semoga Allah Swt kelak akan meneguhkan kedudukan kita di sisiNya. Amiin ya Rabb

Tgk H M Yusuf Abdul Wahab


0 komentar:

Posting Komentar